Minggu, 10 Januari 2010

Pertumbuhan Ekonomi dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan

BAB 13
Pertumbuhan Ekonomi dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan

1. Peranan Lingkungan dalam Perekonomian
Pada mulanya lingkungan tidak dipertimbangkan dalam setiap usaha pembangunan ekonomi. Lingkungan dan sumberdaya alam dianggap sebagai karunia Tuhan, sehingga sediannya cukup berlimpah dan selalu dapat tercipta kembali. Namun dengan semakin menggebunya pembangunan ekonomi, khususnya di Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia, maka semakin banyak suberdaya alam yang diambil atau dikuras dari alam, sehingga tersedianya semakin tipis baik itu berupa sumberdaya alam yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat diperbarui.
Selanjutnya dengan berkembangnya semua sektor dalam perekonomian, khususnya industri yang mengolah sumberdaya alam; baik itu pertanian maupun industri pengolahan, maka dikhawatirkan pembangunan itu sendiri suatu saat akan mengalami stagnasi karena tidak ada lagi sumberdaya alam yang dapat digali; atau sumberdaya alam yang ada sudah semakin buruk keadaannya. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi itu, maka laju penggunaan dan pengurasan suberdaya alam selalu bersifat eksponensial.
Untuk mengatasi itu, maka mau tidak mau harus ada pengendalian konsumsi barang da jasa serta pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Konsumsi barang dan jasa ditahan jangan meningkatkan terlalu cepat dan kegiatan produksi maupun konsumsi jangan sampai mencemari lingkungan, sehingga fungsi utama lingkungan menjadi terganggu.

2. Industrialisasi dan Pembangunan Berkelanjutan
Dari uraian di atas tampak bahwa pembangunan berwawasan lingkungan akan merupakan landasan bagi adanya pembangunan berkelanjutan. Adapaun yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan yaitu sebagai pembangunan yang tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan datang untuk melakukan pembangunan semkipun terdapat penyusutan cadangan suberdaya alam dan memburuknya lingkungan, tetapi keadaan tersebutu dapat digantikan oleh sumberdaya lain baik sumberdaya manusia maupun oleh sumberdaya kapital.
Oleh karena itu untuk menjamin adanya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan keejahteraan manusia dalam jangka panjang.

3. Industri dan Eksternalitas dalam Pembangunan Berkelanjutan
Adanya dampak baik positif maupun negatif, yang timbul dan diterima oleh pihak lain sebagai akibat dari adanya kegiatan suatu pihak atau suatu pelaku ekonomi yang dikenal sebagai “eksternalitas”. Eksternalitas ini sering belum diperhitungkan sebagai salah satu bagian biaya yang harus dimasukkan dalam perhitungan harga produk. Lebih-lebih bila eksternalitas negatif itu dapat dibuang begitu saja ke dalam alam tanpa harus melakukan pembayaran.
Namun perkembangan pada akhir-akhir ini menunjukan bahwa banyak perusahan-perusahan besar yang terpaksa memasukkan biaya pengolahan limbah guna mengurangi pencemaran (eksternalitas negatif tersebut) ke dalam perhitungan biaya produksi dan sekaligus harga produk yang dihasilkannya. Kecenderungan yang terakhir ini terjadi karena Pemerintah telah mulai secara aktif mengeluarkan peraturan berikut sanksinya terhadap industri-industri yang menghasilkan limbah di antaranya berupa pencabutan izin usaha dan sankisi hukum lainnya.

Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Pembangunan di Indonesia

BAB 12
Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Pembangunan di Indonesia

1. Modal Asing dalam Pembangunan
Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti oleh perbankan struktur produksi dan perdagangan. Modal asing dapat berperan penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktur benar-benar terjadi.
Asumsi dasar yang melatar belakangi hubungan positif antara modal asing dan pertumbuhan ekonomi :
a. Setiap 1$ modal asing akan mengakibatkan kenaikan 1$ impor dan investasi.
b. Dengan asumsi ini dan ICOR yang stabil dimungkinkan untuk menghitung dampak modal asing terhadap pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya menghitung berapa modal asing yang diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan tertentu.

2. Motivasi Negara Donor
Hutang luar negeri yang disalurkan oleh Negara maju ke Negara yang sedang berkembang dan atau Negara miskin tidak dilakukan atas dasar kemanusiaan, tetapi di lakukan atas dasar motivasi ekonomi dan bahkan politik. Hutang luar negeri tidak akan disalurkan tanpa adanya keuntungan yang diperoleh Negara pemberi hutang.

3. Sumber-sumber pembiayaan Pembangunan Indonesia
Sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan di Indonesia antara lain berasal dari Dana Perimbangan yang diterima oleh Indonesia khususnya daerah Khusus Ibukota dari modal asing. Beberapa daerah yang kaya sumberdaya alam seperti Aceh, Riau, Kaltim, dan Papua akan dapat menggunakan Dana Bagi Hasil untuk membiayai belanja pembangunannya sedangkan bagi daerah-daerah miskin dan tidak memiliki SDA, belanja pembangunannya masih akan tergantung pada jumlah DAU dan DAK yang diterima pada tahun anggaran tertentu.
Dalam tahun anggaran 2001 sekitar 80 persen dari jumlah DAU digunakan untuk membayar gaji pegawai daerah, bagian DAU untuk belanja pembangunan relatife kecil sekali jumlahnya, sehingga diperlukan alternatife sumber pembiayaan pembangunan.
1. Penelitian Muda bidang Keuangan Negara pada Pusat Statistik dan Penelitian Keuangan, BAF, Depkeu.
2. Ahli Penelitian Muda bidang Investasi dan Pasar Modal.

4. Struktur Pembiayaan Pembangunan
Di saat Orde Baru berkuasa banyak utang luar negeri dibuat dengan dalih untuk membangun BUMN. Bantuan ini telah menginjeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan cara menutup deficit anggaran pembangunan dan deficit neraca pembayaran. Sturuktur pembiayaan pembangunan, dimana peran bantuan luar negeri mencapai lebih dari 50 persen pada Pelita pertama dan keempat. Kendati peranan bantuan luar negeri semakin menurun pada tahun-tahun terakhir, namum persentase masih diatas 35 persen.
Utang luar negeri sebenarnya merupakan alat politik. Bagi CGI, Bank Dunia, IMF, utang tidak boleh berhenti, dalam hal ini justru yang meminjamkan yang tampak aktif. Hal ini karena bagi mereka, utang merupakan alat untuk dapat melakukan intervensi politik. Misalnya saja intervensi dalam penyusunan UU di negeri pengutang. Utang juga merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan financial lembaga-lembaga tersebut. Pernah saat beberapa Negara tidak meminjam kepada IMF, lembaga ini terpaksa menjual cadangan emasnya untuk operasional. Dari sini terlihat, lembaga-lembaga tersebut membutuhkan bunga utang-utangnya untuk membiayai kegiatan opersionalnya.
Pembangunan dengan biaya utang ternyata tak dikelola dengan baik, banyak dikorupsi, sehingga akibatnya terjadi krisis demi krisis yang paling parah pada tahun 1997-98. Dari sekian krisis yang terjadi, mungkin ketimpangan menjadi hal yang paling tidak terlihat di Indonesia.

Pembangunan Daerah

BAB 11
Pembangunan Daerah

1. Pembangunan ekonomi Daerah
adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatbya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.

2. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah
Pada hakekatnya, inti dari teori-teori pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu : pembahasan yang berkisar tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tertentu.
Untuk menganalisis perekonomian suatu daerah sangat sulit karena :
1. Data tentang daerah sangat terbatas.
2. Data yang tersedia umumnya tidak sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk menganalisis daerah.
3. Data tentang perekonomian daerah sangat sukar dikumpulkan, sebab perekonomian daerah lebnih terbuka dibandingkan dengan perekonomian nasional.
4. bagi NSB, disamping kekurangan data, data yang terbatas itu pun banyak yang sulit untuk dipercaya, sehingga menimbulkan kesulitan untuk melakukan analisis yang memadai tentang keadaan perekonomian suatu daerah





3. Paradigma Baru Teori Pembangunan Daerah
KOMPONEN KONSEP LAMA KONSEP BARU
Kesempatan Kerja Semakin banyak perusahaan semakin banyak peluang kerja Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi penduduk daerah
Basis Pembangunan Pengembangan sektor ekonomi Pengembangan lembaga-lemabaga ekonomi baru
Aset-aset Lokasi Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas lingkungan
Sumberdaya pengetahuan Ketersediaan Angkat kerja Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi

4. Perancanaan Pembangunan Daerah
Suatu usaha yang sistematik dari berbagai pelaku, baik umum atau pemerintah, swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterikatan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan, lainnya dengan cara :
- Secara terus-menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah
- Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah
- Menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah dan
- Melaksanakannya dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia
Sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan.






5. Tahap-Tahap Perencanaan Pembangunan Daerah
Menurut Blakely (1989), ada 6 tahap dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah yaitu:
TAHAP KEGIATAN
I Pengumpulan dan Analisis DataØ Penentuan Basis EkonomiØ Analisis Struktur Tenaga KerjaØ Evaluasi Kebutuhan Tenaga KerjaØ Analisis Peluang dan Kendala PembangunanØ Analisis Kapasitas Kelembagaan
II Pemilihan Strategi Pembangunan DaerahØ Penentuan Tujuan dna Kriteria Ø Penentuan Kemungkinan-kemungkinan TindakanØ Penyusunan Strategi
III Pemilihan Proyek-proyek PembangunanØ Identifikasi ProyekØ Penilaian Viabilitas Proyek
IV Pembuatan Rencana TindakanØ Prapenilaian Hasil ProyekØ Pengembangan Input ProyekØ Penentuan Alternatif Sumber PembiayaanØ Identifikasi Struktur Proyek
V Penentuan Rincian ProyekØ Pelaksanaan Studi Kelayakan Secara RinciØ Penyiapan Rencana Usaha (Busisness Plan)Ø Pengemabangan, Monitoring dan Pengevaluasian Program
VI Persiapan Perencanaan Secara Keseluruhan dan ImplementasiØ Penyiapan skedul Implementasi Rencana ProyekØ Penyusunan Program Pembangunan Secara KeseluruhanØ Tergeting dan Marketing Aset-aset MasyarakatØ Pemasaran Kebutuhan Keuangan

6. Peran Pemerintah dalam Pembangunan Daerah
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu :
1. Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis seperti BUMD yan harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.
2. Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan didaerahnya. Dalam peranya sebagia koordinator, pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga pemerintah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sa\saran konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat) dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.
3. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah (zoning) yang lebih baik.
4. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstumulasi p[enciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.

MASALAH LINGKUNGANH _ BENCANA BANJIR YANG MELANDA IBUKOTA JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Banjir selalu melanda Ibukota Jakarta setiap tahun, banjir terparah terjadi pada tahun 2002 yang lalu. Para warga yang rumahnya terkena bencana banjir harus mengungsi ke dataran yang lebih tinggi, tetapi di Ibukota Jakarta banjir sudah tidak asing lagi. Karena itu sudah menjadi langganan ketika hujan turun.

1.2 Permasalahan
Banjir disebabkan oleh luapan air yang melebihi standar kapasitas ayng disebut air bah. Air bah terjadi disebabkan oleh hujan yang turun terus menerus cukup deras, jadi air hujan yang turun tidak mampu diserap oleh tanah dan waduk-waduk. Resapan air tidak mampu lagi karena volume air yang mengalir keseluruhan melebihi daya tampung. Menurut Pemerintah, banjir tersebut di akibatkan oleh 2 faktor yaitu yang pertama karena faktor alam, dan kedua di akibatkan oleh ulah manusia.
• Faktor alam disebabkan oleh :
- Hujan turun melebihi kapasitas.
- Air hujan yang tercurah tidak terserap tanah.
- Terjadinya kenaikan permukaan laut akibat pemanasan global.
- Terjadinya air pasang sehingga menimbulkan limpahan air sungai dan laut.
• Faktor ulah manusia disebabkan oleh :
- Membangun rumah dibantaran kali.
- Membuang sampah sembarangan.
- Penebangan pohon dihulu sungai.
- Membangun pemukiman dengan tidak membangun sarana saluran air.

1.3 Tujuan Penelitian
Agar disetiap daerah yang terkena banjir menjadi berkurang masyarakat harus menjaga lingkungan tetap bersih supaya lingkunan menjadi tetap nyaman.
1
1.4 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian tersebut adalah dengan melakukan wawancara dengan narasumber.

1.5 Kegunaan Penelitian
Agar masyarakat sadar, bahwa kebersihan lingkungan itu dibutuhkan dan kita juga dapat mengetahui bahaya banjir agar dapat dicegah datangnya banjir.

1.6 Sistematika Penelitian
Pengumpulan data-data dan informasi dengan melakukan wawancara dengan Pemerintah.
Narasumber : Pemerintah.
Langkah-langkah yang disiapkan : Membuat pertanyaan yang akan diajukan.
Jumlah pertanyaan : Tiga
Pertanyaan : - Apa faktor penyebab banjir tersebut?
- Bagaimana cara penanggulangan banjir?
- Rencana kedepan agar banjir tidak terulang?













2
BAB II
PEMBAHASAN

Permasalahan yang menyebabkan banjir oleh faktor manusia adalah membangun rumah dibantaran kali atau ditepi sungai menjadi sempit, sedangkan volume air melebihi dari sungai yang tersedia. Membuang sampah disungai atau disaluran kali, masyarakat yang tidak sadar akan lingkungan melihat sungai itu sebagai sarana yang digunakan untuk membuang sampah dan beranggapan sampah akan hanyut terbawa air. Membangun pemukiman dengan tidak membangun sarana saluran air, masyarakat beranggapan tanah satu jengkalpun mahal harganya sehingga tanah-tanah itu tidak tersisa sedikitpun semuanya digunakan untuk sarana bangunan dan tidak memperhitungkan bahwa saluran air merupakan salah satu sarana yang sangat penting.
Pencegahan bahaya banjir dalam pepatah, pencegahan lebih murah daripada menanggulangi, pencegahan penyakit lebih baik daripada mengobati. Upaya-upaya yang dilakukan antara lain melakukan kegiatan untuk membersihkan sungai, melakukan kerja bakti secara rutin dilingkungan rumah, untuk membersihkan saluran air dan sampah yang tedapat dilingkungan rumah. Cara menanggulangi bahaya banjir dengan membuat talang-talang air dan menyediakan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Akibat dari banjir dapat mengakibatkan kerugian harta benda, perabotan rumah tangga menjadi hancur, sungai menjadi dangkal, lahan-lahan pertanian terkikis oleh air, menghayutkan dan menenggelamkam bahkan dapat menyebabkan kematian,dan jalur transportasi tersendat. Selain benda dan harta yang akan hilang bahaya banjir juga dapat mendatangkan penyakit seperti demam berdarah, diare, muntah-muntah dll.
Selain membahas permasalahan, pencegahan, akibat dari banjir kami juga mewawancarai pemerintah setempat. Kami mengajukan beberapa pertanyaan seperti “Bagaimana cara pemerintah untuk menanggulangi bencana banjir tersebut?” pemerintah pun menjawab “Kami akan menghancurkan beberapa SPBU di daerah tertentu, langkah yang kami lakukan untuk melakukan penanaman atau penghijauan, agar di daerah yang terkena banjir berkurang, karena dengan adanya banyak lahan penghijauan digunakan untuk penyerapan air hujan.”
3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulanya adalah banjir tidak hanya disebabkan oleh faktor alam, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor ulah manusia yang tidak tertib pada lingkungan.

3.2 Saran
- Tidak membuang sampah sembarangan.
- Mengadakan kerja bakti rutin dilingkungan.
- Tidak membangun rumah di bantaran kali.
- Membuat talang-talang.
- Mengadakan penghijauan.

















4
DAFTAR PUSTAKA

Saleh.M.2006. Pendidikan Lingkungan Kehidupan Jakarta.Jakarta: Madani Dwi Utama.























5
DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ……………………………………………………………… i
Kata Pengantar ……………………………………………………………. ii
Daftar Isi …………………………………………………………………... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ………………………………… 1
1.2 Permasalahan …….……………………………………….. 1
1.3 Tujuan Penelitian ….……………………………………… 1
1.4 Metode Penelitian ………………………………………… 2
1.5 Kegunaan Penelitian ……………………………………… 2
1.6 Sistematika Penelitian ……………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN ...........................…………………………… 3

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan …….…………………………………………. 4
3.2 Saran ……………………………………………………… 4

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 5







iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, sehat dan nikmat islam sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan karya tulis mengenai “Bencana Banjir” yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah ekonomi pembangunan.
Dalam penyusunan karya tulis “Bencana Banjir” ini penulis mendapat bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan karya tulis “Bencana Banjir” ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Bagus Nurcahyo, MM selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan.
2. Bapak Nurhadi, Selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan
3. Ibu Dwi selaku pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah Sipud Cake yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan memperoleh data.
4. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang telah mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil yang tidak terhingga selama ini.
5. Semua teman yang memberikan support hingga laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini selesai.








ii
Penulis menyadari menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penulisan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun, agar dalam penyusunan laporan berikutnya akan dapat lebih baik.
Akhir kata dan harapan penulis semoga penyusunan karya tulis “Bencana Banjir” ini menginformasikan kepada para pembaca mengenai bencana banjir dan cara mengatasinya dapat serta bermanfaaat bagi seluruh pihak yang membaca dan bagi para mahasiswa pada khususnya.






Bekasi, Desember 2009
Penulis



( Okki Fajrin )







iii
MASALAH LINGKUNGAN











BENCANA BANJIR YANG MELANDA IBUKOTA JAKARTA


NAMA : Okki Fajrin
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04
MATA KULIAH : Pengantar Ekonomi Pembangunan