Senin, 23 November 2009

Rangkuman Bab 7

TUGAS
EKONOMI PEMBANGUNAN BAB.7










NAMA : OKKI FAJRIN
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04
BAB.7
Perubahan Struktural Dalam Proses Pembangunan
1. Perubahan Berbagai Sektor
Perubahan di berbagai sektor merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan perekonomian dan penanggulangan kemiskinan serta pendukung bagi keberlanjutan pembangunan suatu Negara.
Kuznets membuat kesimpulan berikut mengenai corak perubahan persentasi sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi, yaitu:
1. Sumbangan sektor pertanian kepada produksi nasional telah menurun. Umumnya pada taraf permulaan dari pembagunan ekonomi, peranan sektor ini mendekati setengah dan adakalanya mencapai sampai hampir duapertiga dari selutuh produksi nasional.
2. Peranan sektor industri dalam menghasilkan produksi nasional meningkat. Pada tahun-tahun permulaan dari masa yang dioservasi sumbangan sektor tersebut berkisar diantar 20 sampai 30 persen.
2. Perubahan Struktur Penggunaan Tenaga Kerja
Perubahan Struktur tenaga kerja di berbagi sektor daa proses pembangunan:
1. Peranan sektor pertanian dalam menyediakan kesempatan kerja menurun di tiap-tiap Negara.
2. Peranan sektor industry daam menyediakan kesempatan kerja menjadi bertambah penting, akan tetapi kenaikan tersebut secara relative adalah sangat kecil.
3. Peranan setor jasa-jasa alam menyediakan kesempatan kerja tidak mengalami banyak perubahan, akan tetapi peranannya mengalami kenaikan relative sangat besar sekali.
Dalam keadaan di mana tingkat produktivitas pada suatu sektor mengalami perkembangan yang sama dengan perkembangan produktivitasnya rata-rata yang terjadi dalam keseluruhan perekonomian, maka perubahan relaif peranan sektor itu dalam menciptakan produksi nasional akan sama besarnya dengan perubahan relatifnya dalam menampung tenaga kerja. Di sektor industri erubahan relative dari sumbangannya dalam menciptakan produksi nasional adalah lebih besar daripada perubahan relative dari peranannya dalam menampung tenaga kerja. Ini berarti tingkat produkrivitas di sektor industry berkembang dengan lebih cepat daripada perkembangan tingkat produktivitas dari keseluruhan perekonomian.

3. Peubahan Struktur Sektor Industri dan Jasa
Untuk menunjukkan perubahan yang terjadi dalam sub sektor industri pengolahan dalam proses pembangunan, Industri-industri yang termasuk dalam golongan ini dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: (a) Industri barang-barang konsumsi (b) Indusrti barang-barang baku (c) barang-barang modal. Peranan sektor jasa-jasa dalam menciptakan produksi nasional tidak mengalami perubahan atau tidak mengalami penurunan, dalam menyediakan kesempatan kerja akan menjdi bertambah besar. Jenis-jenis produksi sektor jasa harus di sediakan oleh suatu perekonomian yang maju. Suatu perekonomian yang mencapai tingkat pembangunan yang lebih tinggi dengan sendirinya harus mengalami perkembangan dalam kegiatan perdagangan, kegiatan badan-badan keuangan, kegiatan mendistribusikan hasil-hasil yang di produksi oleh sektor industry dan pertanian ke berbagai daerah dan luar negeri, dan kegiatan menyewakan rumah-rumah dan bangunan-bangunan.

4. Perubahan Struktur Industri Menurut Analisis Chenery
Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktur sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri atau jasa, dimana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di Negara berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern secara umum dapat di definisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi permintaan, perdagangan, produksi dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus-menerus untk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita.
Penggolongan industri menurut analisis chenery:
· Industri barang setengah jadi.
· Industri barang setengah jadi sektor primer.
· Industri barang jadi.
· Industri barang jadi sektor primer.

5. Perubahan Struktur Perekonomian Negara Berkembang
Negara berkembang memiliki pola perubahan struktur yang berbeda dengan Negara maju walaupun ada beberapa Negara berkembang yang mengikuti pola Negara maju. Perbedaan terletak di dua dimensi, yaitu:
a. Efek transisi, dimana menunjukkan sifat hubungan antara perubahan dalam bagian output sektoral dengan perubahan log GDP per kapita.
b. Efek level, dimana menunjukkan level bagian output sektoral pada GDP per kapita tertentu.
Selain itu pola perubahan struktur di Negara berkembang, terdapat heterogenitas yang besar akan pola perubahan struktur perekonomian. Berikut adalah kesimpulan dari penjelasan perubahan ekonomi di Negara berkembang, yaitu:
1. Tabungan dan pembentukan modal. Makin besar tingkat tabungan, maka makin besar pula tingkat pembentukan modal.
2. Pendapatan pemerintah. Tingkat pendapatan yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah mengalami penigkatan yang sangat besar terutama disebabkan oleh kenaikan dalam tingkat penerimaan pemerintah dari perpajakan.
3. Pendidikan. Perkembangan yang dicapai dalam bidang pendidikan sepanjang proses pembangunan digunakan 2 macam indicator. Yaitu besarnya pengeluaran untuk pendidikan dan banyaknya anak dalam menutut ilmu.
4. Urbanisasi, tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Pembangunan Ekonomi akan diikuti oleh perubahan dalam proporsi penduduk yang tinggal di daerah urban, dan penurunan dalam tingkat kelahiran dan kematian.
5. Struktur Produksi. Struktur ini dalam proses pembangunan dalam penyelidikan yang baru ini memperkuat kesimpulan hasil-hasil yang telah diperoleh mengenai ciri-ciri perubahan struktur ekonomi dalam pembangunan.
6. Distribusi Pendapatn. Untuk melihat perubahan dalam distribusi pendapatan, diperhatikan perubahan bagian pendapatan yang diterima oleh 40 persen dari keseluruhan penduduk yang tergolong sebagai penerima-penerima pendapatan terendah dan (perubahan bagian dari pendapatan nasional yang diterima 20 persen dari seluruh jumlah penduduk.

Rangkuman Bab 1 & 2

TUGAS
EKONOMI PEMBANGUNAN BAB. 1 & 2















NAMA : OKKI FAJRIN
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04


BAB 1
PENDAHULUAN

1. Kebutuhan dan Perhatian Pada Ekonomi Pembangunan
Pada awal abad ke 20 ini, mengapa tingkat perkembangan ekonomi di banyak tidak seperti yang diharapkan. Paham liberal telah dihadapkan dengan perkembangan paham sosialis yang pesat di Rusia. Dengan adanya kejadian tersebut maka pembangunan ekonomi mempunyai arti praktis dan penting, terlebih setelah Perang Dunia ke-II berakhir.
Di samping keadaan tersebut di atas, ada beberapa keadaan atau fakta lain yang perlu dikemukakan yaitu :
A. Banyak negara yang mengalami pertumbuhan di dalam pendapatan nasionalnya, tetapi untuk sekadar mengimbangi pertambahan penduduk. Ada juga negara yang mempunyai sisa pendapatan untuk investasi guna menaikkan standar hidup bangsa.
B. Adanya kesenjangan tingkat hidup antara negara yang satu dengan negara yang lainnya yang semakin lebar.
C. 67% dari penduduk dunia hanya menerima kurang kurang dari 17% pendapatan dunia.
D. Banyak negara yang menyadari akan pendapatannya yang rendah dan negara tersebut berkehendak untuk berkembang. Usaha dalam perkembangan perekonomian mereka menimbulkan masalah politik dan sosial.
E. Apakah perkembangan itu dinyatakan dalam tingkat kemakmuran ekonomi atau kesejahteraan pada umumnya, yang terpenting adalah mereka menghendaki tingkat hidup yang lebih tinggi.

2. Cakupan Bahasan Ekonomi Pembangunan
Pembangunan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan sistem perekonomian serta sikap dari output itu sendiri.
Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya pendapatan nasional dibagi menjadi dua macam yaitu faktor ekonomi dan faktor non ekonomi. Perkembangan ekonomi adalah suatu proses, di mana dalam proses ini terdapat macam-macam unsur. Jadi ekonomi pembangunan tidak hanya menggambarkan jalannya perkembangan ekonomi saja, tetapi juga menganalisis hubungan sebab akibat dari faktor-faktor perkembangan tersebut.
Ada beberapa teori perkembangan ekonomi. Masing-masing teori mengemukakan faktor-faktor apa yang mendorong perkembangan tersebut baik yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi.

3. Evolusi Makna Pembangunan
Evolusi pemikiran tentang paradigma pembangunan muncul karena terjadinya anomali pembangunan di NSB. Banyak konsep pembangunan yang telah berhasil diterapkan di banyak negara maju khususnya negara-negara eropa, namun gagal saat diaplikasikan oleh negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang besar namun lemah dan tidak ditopang fundamental ekonomi yang kuat. Hal inilah yang melatarbelakangi munculnya paradigma pembangunan pembangunan yang baru, yaitu paradigma pembangunan yang lebih berorientasi pada pembangunan manusia
Dengan demikian, pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan

4. Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi
Istilah pertumbuhan, perkembangan, dan pembangunan sering digunakan bergantian, tetapi dengan maksud yang sama, dalam pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Tetapi apabila kedua istilah tersebut digunakan bersama maka sebaiknya diberikan pengertian masing-masing lebih khusus. Dikatakan ada “pertumbuhan” ekonomi apabila terdapat lebih banyak output, dan ada “perkembangan” atau “pembangunan” ekonomi kalau tidak terdapat lebih banyak output, tetapi juga perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak itu. Pertumbuhan meliputi penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu adanya kenaikan output per satuan input.
“Pembangunan atau perkembangan” ekonomi menunjukan perubahn dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian di samping kenaikan output. Jadi “perkembangan” atau “perkembangan” selalu disertai dengan “pertumbuhan”,tetapi “pertumbuhan” belum tentu disertai “perkembangan” atau “perkembangan”.


5. Sekilas Tentang Negara Berkembang
Negara yang relatif sudah maju disebut juga negara berkembang dikatakan maju atau berkembang adalah dengan melihat pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Apabila negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Sedangkan negara yang mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah ditetapkan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik maka negara tersebut dapat disebut negara maju.
Negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih maju dibandingkan negara lain yang setingkat, di samping mengusahakan dirinya untuk terus dapat berkembang, juga banyak menaruh perhatian terhadap perkembangan negara-negara yang belum maju atau masih belum berkembang. Alasan mengapa negara maju memperhatikan pembangunan di NSB adalah :
a. Bersifat politis, yaitu untuk mencegah masuknya pengaruh dari blok lain
b. Bersifat ekonomis, yaitu untuk memperluas perdagangan internasionalnya
c. Bersifat perikemanusiaan













TUGAS
EKONOMI PEMBANGUNAN BAB. 5 & 6










NAMA : OKKI FAJRIN
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04
BAB 5
Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
1. Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri
A. Peranan Pemerintah
Pemerintah sekarang harus aktif dengan kekuasaan yang ada guna mendobrak semua hambatan. Macam-macam lapangan sektor yang disamakan supaya pemerintah bertindak adalah: menciptakan pasaran produk ekspor di luar negeri, mendirikan perusahaan-perusahaan negara di bidang yang keuntungannya rendah dan risikonya terlalu besar bagi perusahaan swasta, mengorbankan perusahaan-perusahaan negara pada sektor-sektor yang tidak begitu menarik bagi swasta (fasilitas prasarana umum).
B. Strategi Pembangunan
Secara umum hal-hal tersebut di atas ini dapat disetujui,tetapi biasanya setelah dirumuskan suatu kebijaksanaan tertentu timbul banyak pendapat. Sebagian menghendaki berfungsinya mekanisme harga, ada pula yang menginginkan pengawasan harga dan perencanaan sentral.
Pada pokoknya perbedaan pendapat tersebut dapat digolongkan menjadi 2 aliran yaitu:
• Aliran pertama disebut sebagai “all or nothing approach” (semua atau tidak sama sekali) adalah aliran yang menghendaki adanya investasi besar-besaran terutama di sektor-sektor yang belum berkembang. Faktor sosial dan halangan kebudayaan dapat dilemahkan bila perubahan ekonomi dilakukan secarabesar-besaran. Untuk ini diperlukan perencanaan dan pengawasan sentral oeh pemerintah.
• Aliran kedua disebut “gradual approach” adalahaliran yang menghendaki campur tangan pemerinta sedang-sedang saja dan terbatas pada pembuatan rencana yang menciptakan iklim yang baik bagi perkembangan usaha swasta. Aliran ini dapat lebih mendorong perkembangan ekonomi ke tingkat “self generating” dan kumulatif.
C. Pendidikan dan Kesehatan
Dua gatra (aspek) ini sangat penting, karena perkembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan umum dapat mengurangi keterbelakangan masyarakat, menambah mobilitas baik antardaerah maupun antarkerja, menaikkan produktivitas dan memberi kesempatan berinovasi.
D. Fasilitas Pelayanan Umum
Pemerintah juga harus memberikan prioritas yang cukup dalam perluasan fasilitas pelayanan umum. Investasi dalam fasilitas pelayanan umum (social overhead capital) merupakan dasar pertumbuhan perekonomian dan investasi kapital semacam itu jarang dilakukan oleh sektor swasta karena proyek-proyek swasta biasanya menunggu adanya fasilitas prasarana umum ini.
E. Perbaikan di Bidang Pertanian
• Penggunaan Teknik Produksi
Perbaikan di bidang pertanian dimaksudkan untuk menaikkan hasil per unit (satuan) luas tanah. Untuk maksud itu diperlukan lebih banyak kapital guna perbaikan teknik pertanian dan efisiensi alat-alat baru maupun land reform. Pendidikan teknik pertanian dimaksudkan untuk menginsyafkan para petani bahwa dengan teknik baru hasil produksi akan dapat dinaikkan dan untuk memberi pengetahuan pada orang-orang yang diperlukan untuk bekerja dengan metode baru itu.
• Land Reform
adalah redistribusipemilikan tanah supaya penggunaan tanah lebih efisien dengan memberikan kepada petani luas tanah yang mendekati kemampuan maksimum seorang petani dalam mengolah tanah, sehingga mereka dapat mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya dapat langsung dinikmati.
F. Kebijakan Fiskal
Adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah dapat menaikkan pajak, dan rencana-rencana pembiayaan pembangunan harus didasarkan pada efektivitas pemasukan pajak tersebut. Karena berhasil atau tidaknya kebijakan fiskal tergantung pada perbaikan-perbaikan sistem perpajakan dan sistem pelaksanaannya.
G. Kebijaksanaan Moneter
Kebijaksanaan moneter juga pegang peranan penting dalam mendorong perkembangan ekonomi dengan mempengaruhi tersedianya jumlah uang beredar dan perkreditan guna menanggulangi inflasi serta mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran internasional. Dalam hal mengatasi inflasi, pemerintah dapat bergerak dalam jual beli surat-surat berharga, merupakan sarana pokok dalam mengatasi inflasi.
H. Adanya Kewiraswastaan
Pemerintah harus mendorong tumbuhnya wiraswasta dalam negeri juga harus menarik wiraswasta luar negeri atau pemerintah sendiri aktif sebagai wiraswasta. Yang penting ialah penyaluran kegiatan-kegiatan wiraswasta penuh semangat perdagangan dan spekulasi kearah kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif.
2. Kebijaksanaan Ekonomi Luar Negeri
A. Bantuan Teknis
Bantuan teknis ialah mengatur atau membentuk “tim internasional” untuk memberi nasihat kepada pemerintah negara sedang berkembang dalam hubungannya dengan fasilitas-fasilitas untuk pendidikan di luar negeri, mengatur penyelenggaraan latihan-latihan bagi para teknisi serta memberikan fasilitas untuk membantu pemeritah negara sedang berkembang dengan menyediakan tenaga-tenaga ahli, perlengkapan-perlengkapan dan mengorganisir jasa-jasa tersebut untuk pembangunan ekonomi negara sedang berkembang.
B. Investasi Asing Swasta
Investasi ini dapat berbentuk “investasi langsung” (foreign Direct Investment) yaitu langsung punya usaha di situ dan ”investasi portofolio” yaitu membeli saham-saham perusahaan di negara sedang berkembang.
C. Investasi Asing Pemerintah
Investasi asing pemerintah berupa pinjaman atau hadiah dari pemerintah asing atau badan-badan internasional kepada pemerintah negara sedang berkembang.
D. Kebijaksanaan Tata Niaga
• Pengaturan Tata Niaga dan Pemersalahannya
- Pola Ekspor : Dari segi tata niaga barang impor dalam pola pengembangan ekspor, perlu adanya pembebanan tarif yang ringan atau kelonggaran peraturan dalam bidang impor bahan mentah dan bahan penolong.
- Pola Pasar dalam Negeri : Dengan tersedianya bahan mentah yang cukup dan murah harganya serta didukung oleh tenaga kerja dan skill yang cukup maka sektor industri dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pasar dalam negeri. sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk asing.
- Tarif : Untuk membatasi impor barang-barang tertentu dan mendorong produksi barang sejenis di dalam. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengenaan tarif pada barang yang yang disusulkan industri hulu akan mengundang impor barang jadi dan sebaliknya.
- Quota : Untuk membatasi impor barang adalah dengan kuota. Dari segi kuantitas kuota lebih efektif dalam membatasi jumlah barang yang diimpor, sehingga mengakibatkan tinggi harga barang dan terbatasnya julah barang.
- Penunjukan Importir : Untuk mengurangi/mengontrol jumlah barang impor yang masuk, tetapi bukan karena adanya kuota.
3. Strategi Upaya Minimum
Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan (vicious circle od proverty) yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum (minimum effort) tertentu yang akan menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (suistainable) akan terjadi. Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth) diperlukan suatu kondisi di mana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar di atas batas minimum kritis tertentu.
4. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama. Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lain-lain serta semua industri yang memproduksi barang konsumen. Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan. Oleh karena itu, strategi pembangunan seimbang ini oleh sebagian ekonom disebut pula teori dorongan besar besaran (big push theory).
5. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Albert O. Hirschman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan ini, menurut Hirschman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang
2. Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang tersedia, dan
3. Pembanguan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan (bottleneck) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.


BAB 2
INDIKATOR PEMBANGUNAN

1. Perlunya Indikator Pembangunan
Tuntutan akan pembangunan, menjadikan perlunya suatu indikator yang menunjukkan kinerja suatu pembangunan yang mudah dipantau dan menunjukkan bahwa memang indikator tersebut dilaksanakan dengan baik dan mempunyai dampak yang jelas dan sesuai dengan yang diharapkan. Demikian pula tuntutan itu harus direspon dengan baik oleh semua aspek-aspek perekonomian, serta melakukan serangkaian pengkajian. Indikator ini juga memberikan ukuran penilaian terhadap kemajuan pembangunan.

Indikator Pembangunan : Moneter dan Non Moneter
1. Walaupun pendapatan per kapita memiliki berbagai kelemahan, namun masih tetap bisa digunakan sebagai titik awal untuk mengklasifikasikan tingkat-tingkat pembangunan
2. Kelemahan menggunakan pendapatan per kapita timbul karena perbandingannya mengabaikan adanya perbedaan-perbedaan antar negara dalam hal-hal seperti struktur umur penduduk,distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan, dan perbedaan nilai mata uang.
3. William Nordhaus dan James Tobin (1972)
Menyempurnakan nilai-nilai GNP dengan dua cara yaitu melalui koreksi positif dan negatif atau lebih dikenal dengankonsep Net Economic Welfare (NEW). Koreksi positif mengharuskan kita untuk memperhatikan waktu senggang dan perkembangan sektor ekonomi informal. Koreksi negatif adalah berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan.
4. Beckerman mengemukakan cara lain dalam membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat diberbagai negara yaitu dengan membandingkan tingkat kesejahteraan menggunakan data yang bukan bersifat moneter untuk menentukan indeks kesejahteraan masyarakat di tiap-tiap negara.
5. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat , Morris D. Morris mengenalkan Physical Quality of Life Index (PQLI) atau Indeks Kualitas Hidup (IKH) yang merupakan index gabungan dari 3 indikator yaitu tingkat taraf hidup, angka kematian, dan tingkat melek huruf.
6. United Nations For Development Program (UNDP) mengembangkan suatu indeks yang sekarang dikenal dengan istilah Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks, HDI). Indikator-indikator yang digunakan untuk menyusun indeks ini adalah :
(1) tingkat harapan hidup (2) tingkat melek huruf masyarakat (3) tingkat pendapatan riil per kapita

Rangkuman Bab 5 & 6

TUGAS
EKONOMI PEMBANGUNAN BAB. 5 & 6










NAMA : OKKI FAJRIN
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04
BAB 5
Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
1. Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri
A. Peranan Pemerintah
Pemerintah sekarang harus aktif dengan kekuasaan yang ada guna mendobrak semua hambatan. Macam-macam lapangan sektor yang disamakan supaya pemerintah bertindak adalah: menciptakan pasaran produk ekspor di luar negeri, mendirikan perusahaan-perusahaan negara di bidang yang keuntungannya rendah dan risikonya terlalu besar bagi perusahaan swasta, mengorbankan perusahaan-perusahaan negara pada sektor-sektor yang tidak begitu menarik bagi swasta (fasilitas prasarana umum).
B. Strategi Pembangunan
Secara umum hal-hal tersebut di atas ini dapat disetujui,tetapi biasanya setelah dirumuskan suatu kebijaksanaan tertentu timbul banyak pendapat. Sebagian menghendaki berfungsinya mekanisme harga, ada pula yang menginginkan pengawasan harga dan perencanaan sentral.
Pada pokoknya perbedaan pendapat tersebut dapat digolongkan menjadi 2 aliran yaitu:
• Aliran pertama disebut sebagai “all or nothing approach” (semua atau tidak sama sekali) adalah aliran yang menghendaki adanya investasi besar-besaran terutama di sektor-sektor yang belum berkembang. Faktor sosial dan halangan kebudayaan dapat dilemahkan bila perubahan ekonomi dilakukan secarabesar-besaran. Untuk ini diperlukan perencanaan dan pengawasan sentral oeh pemerintah.
• Aliran kedua disebut “gradual approach” adalahaliran yang menghendaki campur tangan pemerinta sedang-sedang saja dan terbatas pada pembuatan rencana yang menciptakan iklim yang baik bagi perkembangan usaha swasta. Aliran ini dapat lebih mendorong perkembangan ekonomi ke tingkat “self generating” dan kumulatif.
C. Pendidikan dan Kesehatan
Dua gatra (aspek) ini sangat penting, karena perkembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan umum dapat mengurangi keterbelakangan masyarakat, menambah mobilitas baik antardaerah maupun antarkerja, menaikkan produktivitas dan memberi kesempatan berinovasi.
D. Fasilitas Pelayanan Umum
Pemerintah juga harus memberikan prioritas yang cukup dalam perluasan fasilitas pelayanan umum. Investasi dalam fasilitas pelayanan umum (social overhead capital) merupakan dasar pertumbuhan perekonomian dan investasi kapital semacam itu jarang dilakukan oleh sektor swasta karena proyek-proyek swasta biasanya menunggu adanya fasilitas prasarana umum ini.
E. Perbaikan di Bidang Pertanian
• Penggunaan Teknik Produksi
Perbaikan di bidang pertanian dimaksudkan untuk menaikkan hasil per unit (satuan) luas tanah. Untuk maksud itu diperlukan lebih banyak kapital guna perbaikan teknik pertanian dan efisiensi alat-alat baru maupun land reform. Pendidikan teknik pertanian dimaksudkan untuk menginsyafkan para petani bahwa dengan teknik baru hasil produksi akan dapat dinaikkan dan untuk memberi pengetahuan pada orang-orang yang diperlukan untuk bekerja dengan metode baru itu.
• Land Reform
adalah redistribusipemilikan tanah supaya penggunaan tanah lebih efisien dengan memberikan kepada petani luas tanah yang mendekati kemampuan maksimum seorang petani dalam mengolah tanah, sehingga mereka dapat mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya dapat langsung dinikmati.
F. Kebijakan Fiskal
Adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah dapat menaikkan pajak, dan rencana-rencana pembiayaan pembangunan harus didasarkan pada efektivitas pemasukan pajak tersebut. Karena berhasil atau tidaknya kebijakan fiskal tergantung pada perbaikan-perbaikan sistem perpajakan dan sistem pelaksanaannya.
G. Kebijaksanaan Moneter
Kebijaksanaan moneter juga pegang peranan penting dalam mendorong perkembangan ekonomi dengan mempengaruhi tersedianya jumlah uang beredar dan perkreditan guna menanggulangi inflasi serta mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran internasional. Dalam hal mengatasi inflasi, pemerintah dapat bergerak dalam jual beli surat-surat berharga, merupakan sarana pokok dalam mengatasi inflasi.
H. Adanya Kewiraswastaan
Pemerintah harus mendorong tumbuhnya wiraswasta dalam negeri juga harus menarik wiraswasta luar negeri atau pemerintah sendiri aktif sebagai wiraswasta. Yang penting ialah penyaluran kegiatan-kegiatan wiraswasta penuh semangat perdagangan dan spekulasi kearah kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif.
2. Kebijaksanaan Ekonomi Luar Negeri
A. Bantuan Teknis
Bantuan teknis ialah mengatur atau membentuk “tim internasional” untuk memberi nasihat kepada pemerintah negara sedang berkembang dalam hubungannya dengan fasilitas-fasilitas untuk pendidikan di luar negeri, mengatur penyelenggaraan latihan-latihan bagi para teknisi serta memberikan fasilitas untuk membantu pemeritah negara sedang berkembang dengan menyediakan tenaga-tenaga ahli, perlengkapan-perlengkapan dan mengorganisir jasa-jasa tersebut untuk pembangunan ekonomi negara sedang berkembang.
B. Investasi Asing Swasta
Investasi ini dapat berbentuk “investasi langsung” (foreign Direct Investment) yaitu langsung punya usaha di situ dan ”investasi portofolio” yaitu membeli saham-saham perusahaan di negara sedang berkembang.
C. Investasi Asing Pemerintah
Investasi asing pemerintah berupa pinjaman atau hadiah dari pemerintah asing atau badan-badan internasional kepada pemerintah negara sedang berkembang.
D. Kebijaksanaan Tata Niaga
• Pengaturan Tata Niaga dan Pemersalahannya
- Pola Ekspor : Dari segi tata niaga barang impor dalam pola pengembangan ekspor, perlu adanya pembebanan tarif yang ringan atau kelonggaran peraturan dalam bidang impor bahan mentah dan bahan penolong.
- Pola Pasar dalam Negeri : Dengan tersedianya bahan mentah yang cukup dan murah harganya serta didukung oleh tenaga kerja dan skill yang cukup maka sektor industri dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pasar dalam negeri. sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk asing.
- Tarif : Untuk membatasi impor barang-barang tertentu dan mendorong produksi barang sejenis di dalam. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengenaan tarif pada barang yang yang disusulkan industri hulu akan mengundang impor barang jadi dan sebaliknya.
- Quota : Untuk membatasi impor barang adalah dengan kuota. Dari segi kuantitas kuota lebih efektif dalam membatasi jumlah barang yang diimpor, sehingga mengakibatkan tinggi harga barang dan terbatasnya julah barang.
- Penunjukan Importir : Untuk mengurangi/mengontrol jumlah barang impor yang masuk, tetapi bukan karena adanya kuota.
3. Strategi Upaya Minimum
Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan (vicious circle od proverty) yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum (minimum effort) tertentu yang akan menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (suistainable) akan terjadi. Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth) diperlukan suatu kondisi di mana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar di atas batas minimum kritis tertentu.
4. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama. Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lain-lain serta semua industri yang memproduksi barang konsumen. Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan. Oleh karena itu, strategi pembangunan seimbang ini oleh sebagian ekonom disebut pula teori dorongan besar besaran (big push theory).
5. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Albert O. Hirschman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan ini, menurut Hirschman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang
2. Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang tersedia, dan
3. Pembanguan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan (bottleneck) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.



































BAB 6
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1. Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan
Perencanaan ekonomi adalah sebagai usaha secara sadar dari suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi dan mengarahkan bahkan mengendalikan perubahan dalam variabel ekonomi yang utama.
Unsur dari perencanaan ekonomi diringkaskan dalam gagasan-gagasan tentang pengaruh, pengarahan, dan pengendalian yang dapat diartikan sebagai sasaran atau target ekonomi kuantitatif khas, yang harus dicapai dalam suatu jangka tertentu. Misalnya PDB, konsumsi, investasi, dan tabungan dari suatu Negara atau wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Fungsi dari perencanaan ekonomi adalah untuk mengubah keadaan ekonomi esok suatu bangsa dari negara berkembang menjadi jumlah lebih baik dari keadaan sebelumnya yakni dengan meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita, melenyapkan ketimpangan pendapatan serta ketimpangan kesejahteraan, dan meningkatkan lapangan kerja.
2. Perlunya Perencanaan Pembangunan
· Alasan Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar dalam memperbaiki harga factor-faktor produksi telah dianggap sebagai penyebab disparatis yang besar antara system nilai sosial dan pribadi untuk melaksanakan berbagai alternative investasi proyek.

· Alasan mobilitas dan alokasi sumberdaya
Perencanaan ekonomi dianggap akan membantu modifikasi pengaruh dari terbatasnya sumber daya dengan mengakui adanya kendala khusus serta dengan memilih dan mengkoordinasikan investasi pada proyek-proyek sebagai penyalur factor produksi yang langka ke tempat yanga paling produktif.

· Alasan sikap atau psikis
Memobilisasi masyarakat dan menghilangkan kelas, kasta, ras, agama atau suku yang dapat menghambat kemajuan

· Alasan bantuan luar negeri
Perencanaan pembangunan yang terinci dengan target-target khusus serta investasi proyek merupakan syarat untuk memperoleh bantuan luar negeri, baik bilateral maupun multirateral
3. Sifat, Proses, dan Peranan Perencanaan Ekonomi
Rencana ekonomi dapat bersifat komperhensif atau parsial, rencana komprehensif adalah menetapkan sasarannya untuk mencakup seluruh aspek utama perekonomian nasional. Sedangkan rencana parsial adalah hanya mencakup sebagian dari perekonomian nasional seperti industri, pertanian, sektor pemerintah, sektor luar negeri, dan sebagainya
4. Perencanaan Dalam Berbagai Bentuk Sistem Ekonomi
1) Menurut ideologis-politis
a) Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Seringkali disebut sebagai model perencanaan indikatif, model perencanaan dilakukan bertumpu sepenuhnya pada mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumber-sumber produksi dan hasil-hasilnya.
b) Perencanaan Perekonomian Sosialis
Perencanaan dimana pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerakan perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat.
c) Perekonomian Campuran
Bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan dimana sebagian sumber daya yang produktif dimiliki dan diopersikan oleh pihak swasta, sedangkan sebagian lainnya dimiliki oleh sector public. Perekonomian campuran dibedakan oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.

2) Menurut Ruang Lingkupnya
a) Perencanaan Makro
Model ini mencakup seluruh perekonomian yang dibatasi oleh variable makro ekonomi dengan mempertimbangkan berbagai penentu yang sangat kritis bagi tingkat dan pertumbuhan output nasional.
b) Perencanaan Mikro
Bertujuan untuk menghitung keuntungan yang akan akan diperoleh dan kerugian-kerugian yang akan ditanggung masyarakat sebagai akibat dari pengembangan suatu proyek.
c) Perencanaan Multisektoral
Model ini menunjukkan bahwa didalam perekonomian secara keseluruhan terkandung saling berhubungan dan saling ketergantungan industrial.

3) Menurut Jangka Waktu
a) Perencanaan Jangka Pendek
Pemerintah menyusun taksiran budget dan menuangkan keinginan dalam bentuk proyek investasi yang kongkrit atau sebagai usulan Undang-Undang.
b) Perencanaan Jangka Menengah
Masa perencanaan jangka menengah ini diharapkan dari sebagian besar investasi-investasi yang telah dilakukan selama tahun-tahun pertama dari rencana pembangunan telah dapat memperlihatkan hasilnya.
c) Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini paling luas ruang lingkupnya, karena dalam masa 15 atau 20 tahun, banyak kejadian yang tidak dapat diramalkan seperti perkembangan teknologi dan data-data lain dalam pembangunan ekonomi.
5. Syarat-Syarat Berhasilnya Suatu Perencanaan
1. Adanya perencanaan yang realistis disesuaikan dengan kondisi social dan nasional.
2. Adanya kesungguhan untuk melaksakan kegiatan pembangunan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Adanya kepemimpinan yang konsekuan dan konsisten.

6. Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan pembangunan Indonesia yang ditangani oleh BAPEPENAS sejak Repelita I ditangani dengan menjabarkannya dengan program-program pembangunan, yang terdiri dari program regional dan sektoral.
1. Program Regional merupakan program pembangunan yang dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan daerah dan untuk menyerasikan serta mempercepat pembangunan daerah. Di Indonesia terdiri dari 3 jenis program regional, yaitu:
1) Program Inpres
2) Program Pengembangan Wilayah Terpadu Swadana
3) Program Pengembangan Kawasan Terpadu

2. Program Sektoral merupakan upaya untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui pencapaian sasaran pembangunan dari sektor tertentu





TUGAS
EKONOMI PEMBANGUNAN BAB. 5 & 6










NAMA : OKKI FAJRIN
NPM : 30205914
KELAS : 2 DD 04
BAB 5
Strategi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
1. Kebijakan Ekonomi Dalam Negeri
A. Peranan Pemerintah
Pemerintah sekarang harus aktif dengan kekuasaan yang ada guna mendobrak semua hambatan. Macam-macam lapangan sektor yang disamakan supaya pemerintah bertindak adalah: menciptakan pasaran produk ekspor di luar negeri, mendirikan perusahaan-perusahaan negara di bidang yang keuntungannya rendah dan risikonya terlalu besar bagi perusahaan swasta, mengorbankan perusahaan-perusahaan negara pada sektor-sektor yang tidak begitu menarik bagi swasta (fasilitas prasarana umum).
B. Strategi Pembangunan
Secara umum hal-hal tersebut di atas ini dapat disetujui,tetapi biasanya setelah dirumuskan suatu kebijaksanaan tertentu timbul banyak pendapat. Sebagian menghendaki berfungsinya mekanisme harga, ada pula yang menginginkan pengawasan harga dan perencanaan sentral.
Pada pokoknya perbedaan pendapat tersebut dapat digolongkan menjadi 2 aliran yaitu:
• Aliran pertama disebut sebagai “all or nothing approach” (semua atau tidak sama sekali) adalah aliran yang menghendaki adanya investasi besar-besaran terutama di sektor-sektor yang belum berkembang. Faktor sosial dan halangan kebudayaan dapat dilemahkan bila perubahan ekonomi dilakukan secarabesar-besaran. Untuk ini diperlukan perencanaan dan pengawasan sentral oeh pemerintah.
• Aliran kedua disebut “gradual approach” adalahaliran yang menghendaki campur tangan pemerinta sedang-sedang saja dan terbatas pada pembuatan rencana yang menciptakan iklim yang baik bagi perkembangan usaha swasta. Aliran ini dapat lebih mendorong perkembangan ekonomi ke tingkat “self generating” dan kumulatif.
C. Pendidikan dan Kesehatan
Dua gatra (aspek) ini sangat penting, karena perkembangan fasilitas pendidikan dan kesehatan umum dapat mengurangi keterbelakangan masyarakat, menambah mobilitas baik antardaerah maupun antarkerja, menaikkan produktivitas dan memberi kesempatan berinovasi.
D. Fasilitas Pelayanan Umum
Pemerintah juga harus memberikan prioritas yang cukup dalam perluasan fasilitas pelayanan umum. Investasi dalam fasilitas pelayanan umum (social overhead capital) merupakan dasar pertumbuhan perekonomian dan investasi kapital semacam itu jarang dilakukan oleh sektor swasta karena proyek-proyek swasta biasanya menunggu adanya fasilitas prasarana umum ini.
E. Perbaikan di Bidang Pertanian
• Penggunaan Teknik Produksi
Perbaikan di bidang pertanian dimaksudkan untuk menaikkan hasil per unit (satuan) luas tanah. Untuk maksud itu diperlukan lebih banyak kapital guna perbaikan teknik pertanian dan efisiensi alat-alat baru maupun land reform. Pendidikan teknik pertanian dimaksudkan untuk menginsyafkan para petani bahwa dengan teknik baru hasil produksi akan dapat dinaikkan dan untuk memberi pengetahuan pada orang-orang yang diperlukan untuk bekerja dengan metode baru itu.
• Land Reform
adalah redistribusipemilikan tanah supaya penggunaan tanah lebih efisien dengan memberikan kepada petani luas tanah yang mendekati kemampuan maksimum seorang petani dalam mengolah tanah, sehingga mereka dapat mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya dapat langsung dinikmati.
F. Kebijakan Fiskal
Adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah dapat menaikkan pajak, dan rencana-rencana pembiayaan pembangunan harus didasarkan pada efektivitas pemasukan pajak tersebut. Karena berhasil atau tidaknya kebijakan fiskal tergantung pada perbaikan-perbaikan sistem perpajakan dan sistem pelaksanaannya.
G. Kebijaksanaan Moneter
Kebijaksanaan moneter juga pegang peranan penting dalam mendorong perkembangan ekonomi dengan mempengaruhi tersedianya jumlah uang beredar dan perkreditan guna menanggulangi inflasi serta mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran internasional. Dalam hal mengatasi inflasi, pemerintah dapat bergerak dalam jual beli surat-surat berharga, merupakan sarana pokok dalam mengatasi inflasi.
H. Adanya Kewiraswastaan
Pemerintah harus mendorong tumbuhnya wiraswasta dalam negeri juga harus menarik wiraswasta luar negeri atau pemerintah sendiri aktif sebagai wiraswasta. Yang penting ialah penyaluran kegiatan-kegiatan wiraswasta penuh semangat perdagangan dan spekulasi kearah kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif.
2. Kebijaksanaan Ekonomi Luar Negeri
A. Bantuan Teknis
Bantuan teknis ialah mengatur atau membentuk “tim internasional” untuk memberi nasihat kepada pemerintah negara sedang berkembang dalam hubungannya dengan fasilitas-fasilitas untuk pendidikan di luar negeri, mengatur penyelenggaraan latihan-latihan bagi para teknisi serta memberikan fasilitas untuk membantu pemeritah negara sedang berkembang dengan menyediakan tenaga-tenaga ahli, perlengkapan-perlengkapan dan mengorganisir jasa-jasa tersebut untuk pembangunan ekonomi negara sedang berkembang.
B. Investasi Asing Swasta
Investasi ini dapat berbentuk “investasi langsung” (foreign Direct Investment) yaitu langsung punya usaha di situ dan ”investasi portofolio” yaitu membeli saham-saham perusahaan di negara sedang berkembang.
C. Investasi Asing Pemerintah
Investasi asing pemerintah berupa pinjaman atau hadiah dari pemerintah asing atau badan-badan internasional kepada pemerintah negara sedang berkembang.
D. Kebijaksanaan Tata Niaga
• Pengaturan Tata Niaga dan Pemersalahannya
- Pola Ekspor : Dari segi tata niaga barang impor dalam pola pengembangan ekspor, perlu adanya pembebanan tarif yang ringan atau kelonggaran peraturan dalam bidang impor bahan mentah dan bahan penolong.
- Pola Pasar dalam Negeri : Dengan tersedianya bahan mentah yang cukup dan murah harganya serta didukung oleh tenaga kerja dan skill yang cukup maka sektor industri dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan pasar dalam negeri. sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dengan produk asing.
- Tarif : Untuk membatasi impor barang-barang tertentu dan mendorong produksi barang sejenis di dalam. Secara umum dapat dikatakan bahwa pengenaan tarif pada barang yang yang disusulkan industri hulu akan mengundang impor barang jadi dan sebaliknya.
- Quota : Untuk membatasi impor barang adalah dengan kuota. Dari segi kuantitas kuota lebih efektif dalam membatasi jumlah barang yang diimpor, sehingga mengakibatkan tinggi harga barang dan terbatasnya julah barang.
- Penunjukan Importir : Untuk mengurangi/mengontrol jumlah barang impor yang masuk, tetapi bukan karena adanya kuota.
3. Strategi Upaya Minimum
Harvey Leibenstein menyatakan bahwa sebagian besar NSB dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan (vicious circle od proverty) yang membuat mereka tetap berada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapita yang rendah. Jalan keluar dari kebuntuaan ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum (minimum effort) tertentu yang akan menaikkan pendapatan perkapita pada tingkat di mana pembangunan yang berkesinambungan (suistainable) akan terjadi. Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth) diperlukan suatu kondisi di mana suatu perekonomian harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar di atas batas minimum kritis tertentu.
4. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan seimbang bisa diartikan dengan pembangunan berbagai jenis industri secara berbarengan (simultaneous) sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang lain. Selain itu, strategi pembangunan seimbang ini dapat juga diartikan sebagai keseimbangan pembangunan di berbagai sektor. Misalnya antara sektor industri dan sektor pertanian, sektor luar negri dan sektor domestik dan antara sektor produktif dan sektor prasarana, singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga semua faktor tumbuh bersama. Untuk ini diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatkan penwaran barang. Ini meliputi pembangunan serentak dan harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumber daya energi, pertanian, pengairan, transportasi, dan lain-lain serta semua industri yang memproduksi barang konsumen. Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud yang menjaga agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan-hambatan dalam :
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik, fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar,
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan besarnya jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan pada sebelum usaha pembangunan dilakukan. Oleh karena itu, strategi pembangunan seimbang ini oleh sebagian ekonom disebut pula teori dorongan besar besaran (big push theory).
5. Strategi Pembangunan Seimbang
Strategi pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Albert O. Hirschman dan Paul Streeten. Menurut mereka, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan yang lebih cocok untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola pembangunan ini, menurut Hirschman, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
1. Secara historis pembangunan ekonomi yang terjadi coraknya tidak seimbang
2. Untuk mempertinggi efisien sumber daya – sumber daya yang tersedia, dan
3. Pembanguan tak seimbang akan menimbulkan kemacetan (bottleneck) atau gangguan-gangguan dalam proses pembangunan tetapi akan menjadi pendorong bagi pembangunan selanjutnya.



































BAB 6
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
1. Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan
Perencanaan ekonomi adalah sebagai usaha secara sadar dari suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi dan mengarahkan bahkan mengendalikan perubahan dalam variabel ekonomi yang utama.
Unsur dari perencanaan ekonomi diringkaskan dalam gagasan-gagasan tentang pengaruh, pengarahan, dan pengendalian yang dapat diartikan sebagai sasaran atau target ekonomi kuantitatif khas, yang harus dicapai dalam suatu jangka tertentu. Misalnya PDB, konsumsi, investasi, dan tabungan dari suatu Negara atau wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Fungsi dari perencanaan ekonomi adalah untuk mengubah keadaan ekonomi esok suatu bangsa dari negara berkembang menjadi jumlah lebih baik dari keadaan sebelumnya yakni dengan meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita, melenyapkan ketimpangan pendapatan serta ketimpangan kesejahteraan, dan meningkatkan lapangan kerja.
2. Perlunya Perencanaan Pembangunan
· Alasan Kegagalan Pasar
Kegagalan pasar dalam memperbaiki harga factor-faktor produksi telah dianggap sebagai penyebab disparatis yang besar antara system nilai sosial dan pribadi untuk melaksanakan berbagai alternative investasi proyek.

· Alasan mobilitas dan alokasi sumberdaya
Perencanaan ekonomi dianggap akan membantu modifikasi pengaruh dari terbatasnya sumber daya dengan mengakui adanya kendala khusus serta dengan memilih dan mengkoordinasikan investasi pada proyek-proyek sebagai penyalur factor produksi yang langka ke tempat yanga paling produktif.

· Alasan sikap atau psikis
Memobilisasi masyarakat dan menghilangkan kelas, kasta, ras, agama atau suku yang dapat menghambat kemajuan

· Alasan bantuan luar negeri
Perencanaan pembangunan yang terinci dengan target-target khusus serta investasi proyek merupakan syarat untuk memperoleh bantuan luar negeri, baik bilateral maupun multirateral
3. Sifat, Proses, dan Peranan Perencanaan Ekonomi
Rencana ekonomi dapat bersifat komperhensif atau parsial, rencana komprehensif adalah menetapkan sasarannya untuk mencakup seluruh aspek utama perekonomian nasional. Sedangkan rencana parsial adalah hanya mencakup sebagian dari perekonomian nasional seperti industri, pertanian, sektor pemerintah, sektor luar negeri, dan sebagainya
4. Perencanaan Dalam Berbagai Bentuk Sistem Ekonomi
1) Menurut ideologis-politis
a) Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Seringkali disebut sebagai model perencanaan indikatif, model perencanaan dilakukan bertumpu sepenuhnya pada mekanisme pasar dalam mengalokasikan sumber-sumber produksi dan hasil-hasilnya.
b) Perencanaan Perekonomian Sosialis
Perencanaan dimana pemerintah secara aktif dan langsung mengendalikan gerakan perekonomian melalui suatu proses pengambilan keputusan yang terpusat.
c) Perekonomian Campuran
Bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan dimana sebagian sumber daya yang produktif dimiliki dan diopersikan oleh pihak swasta, sedangkan sebagian lainnya dimiliki oleh sector public. Perekonomian campuran dibedakan oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.

2) Menurut Ruang Lingkupnya
a) Perencanaan Makro
Model ini mencakup seluruh perekonomian yang dibatasi oleh variable makro ekonomi dengan mempertimbangkan berbagai penentu yang sangat kritis bagi tingkat dan pertumbuhan output nasional.
b) Perencanaan Mikro
Bertujuan untuk menghitung keuntungan yang akan akan diperoleh dan kerugian-kerugian yang akan ditanggung masyarakat sebagai akibat dari pengembangan suatu proyek.
c) Perencanaan Multisektoral
Model ini menunjukkan bahwa didalam perekonomian secara keseluruhan terkandung saling berhubungan dan saling ketergantungan industrial.

3) Menurut Jangka Waktu
a) Perencanaan Jangka Pendek
Pemerintah menyusun taksiran budget dan menuangkan keinginan dalam bentuk proyek investasi yang kongkrit atau sebagai usulan Undang-Undang.
b) Perencanaan Jangka Menengah
Masa perencanaan jangka menengah ini diharapkan dari sebagian besar investasi-investasi yang telah dilakukan selama tahun-tahun pertama dari rencana pembangunan telah dapat memperlihatkan hasilnya.
c) Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan ini paling luas ruang lingkupnya, karena dalam masa 15 atau 20 tahun, banyak kejadian yang tidak dapat diramalkan seperti perkembangan teknologi dan data-data lain dalam pembangunan ekonomi.
5. Syarat-Syarat Berhasilnya Suatu Perencanaan
1. Adanya perencanaan yang realistis disesuaikan dengan kondisi social dan nasional.
2. Adanya kesungguhan untuk melaksakan kegiatan pembangunan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Adanya kepemimpinan yang konsekuan dan konsisten.

6. Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan pembangunan Indonesia yang ditangani oleh BAPEPENAS sejak Repelita I ditangani dengan menjabarkannya dengan program-program pembangunan, yang terdiri dari program regional dan sektoral.
1. Program Regional merupakan program pembangunan yang dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan daerah dan untuk menyerasikan serta mempercepat pembangunan daerah. Di Indonesia terdiri dari 3 jenis program regional, yaitu:
1) Program Inpres
2) Program Pengembangan Wilayah Terpadu Swadana
3) Program Pengembangan Kawasan Terpadu

2. Program Sektoral merupakan upaya untuk mencapai sasaran pembangunan nasional, yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk melalui pencapaian sasaran pembangunan dari sektor tertentu

Rabu, 18 November 2009

Pelaku Ekonomi UMKM Usaha Makanan Pada Sipud Cake

PELAKU EKONOMI

UMKM

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

LAPORAN LABA USAHA HASIL PENJUALAN PERIODE BULAN NOVEMBER TAHUN 2009 PADA SIPUD CAKE

NAMA : Okki Fajrin

NPM : 30205914

KELAS : 2 DD 04

MATA KULIAH : Pengantar Ekonomi Pembangunan

ABSTRAK

Okki Fajrin.30205914

Laporan Laba Usaha Hasil Penjualan Periode Bulan Agustus Tahun 2009 pada Sipud Cake

Kata Kunci: Laporan Laba Usaha

Laba usaha merupakan keuntungan yang diperoleh peusahaan atas usaha yang dijalankan selama satu periode tertentu. Selain itu juga laba usaha memberikan informasi tentang pengukuran kesuksesan operasi perusahaan selama satu periode tertentu. Namun untuk memperoleh laba yang yang meningkat dalam melakukan perluasan usaha juga harus diimbangi dengan peningkatan mutu serta kualitas dari produk usaha (makanan) itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan makanan saat ini berlomba-lomba unutk menarik para konsumen guna mendapatkan laba yang diharapkan.

Dalam pembuatan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah mengenai Laba Usaha Hasil Penjualan Periode Bulan November Tahun 2009 pada Sipud Cake dengan melakukan kegiatan wawancara dan memperoleh data perhitungan laba pada Usaha Mikro Kecil Menengah Sipud Cake.

Dalam proses perhitungan laporan laba rugi yang penulis lakukan padaa Sipud Cake ada beberapa hal yang perlu dilakukan seperti mengumpulkan data keperluan bahan baku per hari dan biaya-biaya yang diperlukan dalam satu hari kegiatan penjualan. Setelah itu penulis dapat mengetahui perolehan laba per hari sebesar Rp. 169.800 , per minggu sebesar Rp. 1.018.800 dan per bulan sebesar Rp. 4.414.800-,.

Daftar Pustaka (1990-2005)

Ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, sehat dan nikmat islam sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah ekonomi pembangunan.

Dalam penyusunan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini penulis mendapat bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Bagus Nurcahyo, MM selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan.

2. Bapak

3. Ibu Dwi selaku pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah Sipud Cake yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan wawancara dan memperoleh data.

4. Kedua orang tua dan keluarga besarku yang telah mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil yang tidak terhingga selama ini.

5. Semua teman yang memberikan support hingga laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini selesai.

iii

Penulis menyadari menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penulisan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun, agar dalam penyusunan laporan berikutnya akan dapat lebih baik.

Akhir kata dan harapan penulis semoga penyusunan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah ini dapat bermanfaaat bagi seluruh pihak yang membaca dan bagi para mahasiswa pada khususnya.

Bekasi, November 2009

Penulis

( Okki Fajrin )

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul ……………………………………………………………… i

Abstrak ……………………………………………………………………. ii

Kata Pengantar ……………………………………………………………. iii

Daftar Isi …………………………………………………………………... v

Daftar Tabel ……………………………………………………………….. vi

Daftar Gambar …………………………………………………………….. vii

BAB I ASPEK KELEMBAGAAN

1.1 Sejarah Singkat Sipud Cake ……………………………… 1

1.2 Struktur Organisasi Sipud Cake ………………………….. 2

1.3 Job Description …………………………………………… 3

BAB II ASPEK USAHA

2.1 Bidang Usaha …………………………………………….. 4

2.2 Kebijakan Produk ………………………………………… 4

2.3 Kebijakan Harga ………………………………………….. 4

BAB III ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN

3.1 Hasil Wawancara …………………………………………. 5

3.2 Pembahasan Perhitungan L/R Pada Sipud Cake …………. 7

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan ………………………………………………….. 12

4.2 Saran ……………………………………………………… 12

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data keperluan bahan baku per hari …………………………... 7

Tabel 3.2 Laporan laba rugi per hari pada Sipud Cake ………………….. 9

Tabel 3.3 Laporan laba rugi per minggu pada Sipud Cake ……………… 10

Tabel 3.4 Laporan laba rugi per periode ( November ) ………………….. 11

vi

BAB I

ASPEK KELEMBAGAAN

1.1 SEJARAH SINGKAT SIPUD CAKE

Sipud Cake adalah salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak dibidang usaha perdagangan yaitu penjualan makanan berupa kue basah dan kue kering. Sipud Cake adalah usaha yang berdiri pada tahun 2002 oleh Ibu Dwi Diyatmi sebagai pemimpin usaha tersebut. Sipud Cake berada di Jl. Pembina A No.358 Rt 07/05 Rawalumbu, Bekasi Timur.

Awal berdirinya Sipud Cake adalah dengan ketidak sengajaan oleh pendirinya yaitu ketika ibu Dwi penguna setia transportasi umum yaitu kereta api ekonomi dan suka membawa bekal kue untuk sarapan di kantornya. Akan tetapi namanya dikereta yang penuh sesak itu tidak enak kalau makan sendiri di dalam kereta. Lalu setelah teman-teman di kereta itu mencicipinya dan banyak yang bilang kalau kuenya enak. Semenjak itulah ibu Dwi merintis untuk menjajakan kue buatanya sendiri sampai saat ini usaha kue yang digelutinya masih tetap berjalan dan kuenya sudah banyak dikenal oleh sebagian besar orang dan di perkantoran baik di wilayah Bekasi maupun Jakarta.

Pada waktu Sipud Cake berdiri, Sipud Cake ini hanya memproduksi 2 macam produk yaitu kue pastel dan lontong. Untuk mengembangkan usahanya Sipud Cake menambah produk kuenya yaitu semacam martabak telor, risols, lemper dll.

1

1.2 STRUKTUR ORGANISASI

Guna mempermudah pelaksanaan atau operasi usahanya, maka Sipud Cake membentuk suatu struktur organisasi yang masing-masing bagian mempunyai wewenang dan tanggung jawab dari setiap sehingga tidak akan terjadi kesalahan di dalam pelaksanaan operasional usaha. Namun dari semua bagian struktur tanggung jawab penuh Sipud Cake dikendalikan oleh pemilik usaha baik dari segi keuangan maupun pengambilan keputusan.

Adapun mengenai berntuk struktur organisasi Sipud Cake dapat dilihat pada gambar. Unsur-unsur yang termasuk didalamnya adalah :

1. Pemilik Usaha

2. Bagian Produksi

3. Bagian Pembelanjaan/Pembelian

4. Bagian Pengiriman dan Pengepakan

Organization Chart

Sumber : Sipud Cake

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Sipud Cake

2

1.3 JOB DESCRIPTION

Setelah diketahui struktur organisasi pada Sipud Cake diatas, berikut ini adalah sedikit penjelasan mengenai masing-masing bagian yang terlihat pada usaha Sipud Cake. Adapun fungsi dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut :

Bagian Pembelanjaan/Pembelian

a. Menetapkan pembelian bahan baku produksi seperti Tepung terigu, Telur, Gula pasir, Tepung Beras, Santan Kelapa, Beras, Ketan, Gula Merah dll.

b. Menetapkan kualitas bahan baku yang digunakan agar menghasilkan produk dengan kualitas baik.

Bagian Produksi

a. Bertanggung jawab atas segala proses pembuatan makanan mulai dari proses persiapan, pengolahan, sampai penyajian.

b. Bertanggung jawab atas kualitas makanan dengan menyeleksi dari setiap hasil produksi apakah layak jual atau tidak.

Bagian Pengiriman dan Pengepakan

a. Bertanggung jawab atas pengiriman barang kepada customer (pemesan) dengan pelayanan semaksimal mungkin.

b. Bertanggung jawab atas proses pengemasan kue, kue yang dikemas harus dibuat semenarik mungkin untuk menarik perhatian para pembeli.

3

BAB II

ASPEK USAHA PERUSAHAAN

2.1 BIDANG USAHA

Sipud Cake merupakan unit usaha yang bergerak dibidang makanan (Cake) dengan wilayah usahanya di daerah Bekasi. Dalam menjalankan usahanya Sipud Cake menjual berbagai jenis kue yang terdiri atas:

1. Kue Tradisional

Yang termasuk dalam kue tradisional yang dijual Sipud Cake diantaranya Sosis Solo, Pukis, Risol, Lumpur, Lemper, Wajik, Martabak Telor, dll

2. Kue Modern

Yang termasuk dalam Kue Modern diantaranya Lapis Surabaya, Soes, Donat, Kroket, Roti Goreng, dll.

2.2 KEBIJAKAN PRODUK

Sipud Cake memproduksi hasil kue yang mempunyai kualitas maupun kuantitas yang baik, serta disesuaikan dengan selera dan kebutuhan masyarakat. Tiap kue pada umumnya mempunyai banyak macam ukuran dan dikemas dalam bentuk yang menarik agar ketertarikan konsumen bertambah.

2.3 KEBIJAKAN HARGA

Dalam proses penetapan harga ada beberapa factor yang biasanya mempengaruhi keputusan pimpinan perusahaan yaitu:

a. Permintaan akan produk.

b. Target pasar.

PT. Garment Kreasi Indonesia menetapkan harga berdasarkan atas strategi going rate pricing, yaitu penetapan harga sedikit lebih besar atau lebih kecil dari pesaing.

4

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL WAWANCARA

Pendapatan dalam usaha dagang diperoleh dengan cara menjual produk yang dihasilkan, produk tersebut merupakan hasil pengolahan dari bahan baku menjadi produk yang siap dikonsumsi. Dalam hal ini Sipud Cake adalah salah satu yang menjalankan usaha dalam bidang jasa dan dagang, yaitu menerima pesanan dan menjual jenis-jenis makanan dan kue-kue. Sebagai usaha dagang yang bergerak dibidang penjualan produk makanan (kue) Sipud Cake memperoleh pendapatan dari penjualan kue hasil pengolahan bahan baku menjadi kue yang siap dikonsumsi. Perolehan pendapatan hasil penjualan dapat dihitung dengan metode perhitungan yang baik, tujuan dari perhitungan tersebut adalah untuk memberikan laporan mengenai keadaan keuangan dari usaha tersebut.

Laporan yang memberikan informasi tentang penghasilan atau keuntungan usaha dinamakan Laporan Rugi Laba. Pada intinya laporan laba rugi dibuat untuk meringkas laporan penghasilan dan biaya-biaya usaha dagang tersebut dalam dalam satu periode. Laporan laba rugi yang dibuat disini memperlihatkan besarnya laba atau keuntungan yang diperoleh Sipud Cake selama satu periode, seperti keuntungan yang dilihat dari hasil penjualan perhari dan satu minggu.

Dalam laporan laba rugi yang terpenting adalah penghasilan atau pendapatan usaha dan biaya-biaya usaha. Biaya usaha dimasukkan dalam laporan bertujuan untuk mengurangi penghasilan atau pendapatan yang diperoleh, hasilnya diperoleh selisih yang dapat berupa laba atau rugi. Terdapat metode penyusunan laporan laba rugi, seperti metobe satu tahap (single step). Metode ini berisi dua kelompok yaitu pendapatan dan biaya. Berikut ini ilustrasi laporan laba rugi yang disusun dengan metode single step.

5

LABA BERSIH = PENDAPATAN – BIAYA-BIAYA

(menurut Jay M. Smith, Akuntensi Intermediate, Erlangga, Jakarta)

Berikut ini bentuk lain dari laporan laba rugi yang dikemukakan oleh Soedijono Reksoprajitno, analisis laporan keuangan.

Penjelasan elemen Soedijono Reksoprajitno pada buku Analisis Laporan Keuangan:

1. Penjualan Bersih

Menunjukan besarnya hasil penjualan yang diterima perusahaan dari hasil penjualan barang-barang dagangan atau hasil produksi sendiri.

2. Harga Pokok Penjualan

Menunjukan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi seperti persediaan awal, pembelian, biaya angkut dikurangi persediaan akhir.

3. Laba Kotor

Menunjukan besarnya hasil pengurangan harga pokok penjualan terhadap nilai penjualan.

4. Biaya Penjualan dan Adm

Menunjukan keseluruhan biaya dalam proses penjualan, terdiri dari biaya administrasi, biaya umum lainnya dan biaya penjualan.

5. Laba Bersih

Merupakan hasil pengurangan laba kotor usaha dengan beban/biaya usaha yang ada. Angka laba bersih menunjukan besarnya hasil usaha pokok perusahaan.

Berdasarkan keterangan dua cara perhitungan laporan laba rugi diatas penulis mencoba menerapkannya pada Sipud Cake dengan tujuan memberikan laporan mengenai sistem perhitungan hasil usaha yang jelas dan tepat ssehingga proses perhitungan laba rugi dinilai efektif.

6

3.2 Pembahasan Perhitungan Laporan Laba Rugi Pada Sipud Cake

Dalam proses perhitungan laporan laba rugi pada Sipud Cake ada beberapa hal yang perlu dilakukan seperti pengumpulan data keperluan bahan baku per hari dan biaya-biaya yang diperlukan dalam satu hari kegiatan penjualan. Berikut ini lampiran data keperluan bahan baku per hari :

Tabel 3.1

Data keperluan bahan baku per hari

Bahan Baku

Harga Satuan

Qty/kg

Total Harga

Telor

14.500

4

58.000

Tepung Terigu

8.300

6

49.800

Ayam Filet

80.000

2

160.000

Wortel

4.000

3

12.000

Kentang

5.000

2

10.000

Cabe Rawit

9.000

1

9.000

Cabe Merah

9.000

1

9.000

Bawang Putih

4.000

1.5

6.000

Bawang Bombay

8.000

1

8.000

Daun Bawang

5.000

1

5.000

Tauge

2.500

1

2.500

Tahu

200

30 buah

6.000

Kulit Lumpia

4.000

1 pcs

4.000

Gula Pasir

6.500

5

32.500

Gula Jawa

8.000

2.5

20.000

Garam

1.000

3 pcs

3.000

Beras Ketan

5.500

2

11.000

Mentega

18.000

1

18.000

Tepung Meizena

5.000

1

5.000

Keju

14.000

1

14.000

Santan Kelapa

4.000

2.5

10.000

Minyak Goreng

10.500

3

31.500

JUMLAH

Rp.485.300

Sumber : Sipud Cake

Berdasarkan keterangan table kebutuhan bahan baku diatas dapat diketahui bahwa dalam saru hari penjualan Sipud Cake membutuhkan beberapa macam jenis bahan baku dengan total biaya Rp.485.300,-

7

Setelah melakukan perhitungan data keperluan bahan baku yang dibutuhkan per hari kemudian penulis mencoba melakukan perhitungan laporan aktivitas pada Sipud Cake per hari. Nantinya laporan aktivitas penjualan pada Sipud Cake tersebut memberikan gambaran mengenai laba usaha yang diperoleh, berikut ini adalah laporan aktivitas penjualan per hari Sipud Cake :

LAPORAN AKTIVITAS PENJUALAN SIPUD CAKE

Per Hari

Hasil Penjualan :

Kue harga 2.000 x 200 Rp. 400.000

• Sosis Solo 120buah

• Pastel 40buah

• Roti Goreng 40buah

Kue harga 1.500 x 180 Rp. 270.000

• Martabak 50buah

• Pukis 90buah

• Risols 40buah

Kue harga 1.000 x 90 Rp. 90.000 ( + )

• Tahu Isi 30buah

• Wajik 60buah __________

Total hasil penjualan Rp. 760.000

Biaya pokok penjualan :

Pembelian bahan baku

(Total biaya pokok penjualan) Rp. 485.300 -

Laba Kotor Rp. 274.700

Biaya Usaha :

Upah/gaji(15.000 x 3 tenaga kerja) Rp. 45.000

Biaya Listrik Rp. 4.900

Biaya Plastik Rp. 20.000

Biaya Transportasi Rp. 10.000

Biaya penyusutan (peralatan & kendaraan) Rp. 10.000

Biaya bahan Bakar (GAS) Rp. 10.000

Biaya retribusi Rp. 5.000 +

Total Biaya Usaha Rp. 104.900 -

Laba Bersih Rp. 169.800

8

Berdasarkan perhitungan diatas setelah hasil penjualan dikurangi biaya pokok penjualan didapati laba kotor sebesar Rp. 274.700-, kemudian dikurangi dengan biaya-biaya usaha diperoleh laba bersih sebesar Rp. 169.800-,.

Langkah yang sama penulis lakukan yakni menghitung kembali laporan laba rugi dengan menggunakan teori menurut Soedijono Reksoprajitno dengan tujuan sebagai bahan perbandingan untuk mengetahui apakah terdapat kesalahan atau perbedaan nilai dalam perhitungan, untuk itu akan ditunjukan laporan laba rugi menurut Soedijono Reksoprajitno, yakni :

Tabel 3.2

Laporan laba rugi per hari pada Sipud Cake

LAPORAN LABA RUGI

SIPUD CAKE

Hasil Penjualan Per hari

Penjualan Bersih Rp.760.000

Harga pokok penjualan

Biaya Pokok Penjualan Rp. 485.300

Biaya Transportasi Rp. 10.000 +

Total HPP Rp.495.300 -

Laba Kotor Rp.264.700

Biaya Adm & Pungutan Rp. 94.900

Laba Usaha Rp.169.800

Sumber : Data diolah oleh penulis

Berdasarkan keterangan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan diantara keduanya, hasilnya menunjukan bahwa laba usaha yang diperoleh dalam kegiatan penjualan per hari adalah sebesar Rp.169.800-,.

Keterangan diatas adalah laporan laba usaha Sipud Cake hasil penjualan atas bahan baku yang diolah sendiri menjadi produk yang sifatnya originalitas atau dengan kata lain merupakan hasil buatan sendiri. Sipud Cake dalam penjualan produknya lebih didominasi oleh buatan sendiri namun juga terdapat sebagian kecil produk lain.

9

Perhitungan aktifitas penjualan diatas dengan dasar perhitungan 1 hari penjualan merupakan produk yang habis terjual dalam tiap harinya dan hal tersebut merupakan realitas atau kenyatan yang terjadi pada Sipud Cake.

Setalah melakukan perhitungan laporan laba rugi untuk per hari penjualan selanjutnya penulis membuat perhitungan laba rugi per minggu dengan tujuan untuk mengetahui perolehan laba selama 1 minggu. Dimana dalam 1 minggu itu Sipud Cake melakukan aktifitas penjualan selama 6 hari kerja. Dikarenakan dalam 1 minggu terdapat 7 hari sisa 1 hari berikutnya digunakan khusus untuk melayani order atau pesanan namun yang sifatnya tidak tentu. Berikut ini data laporan laba rugi Sipud Cake per minggu penjualan :

Tabel 3.3

Laporan laba rugi per minggu pada Sipud Cake

LAPORAN LABA RUGI SIPUD CAKE

Per minggu

Penjualan Rp. 4.560.000

Biaya Penjualan (Rp. 2.911.800)-

Laba Kotor Rp. 1.648.200

Pengeluaran (Rp. 629.400)-

Laba Bersih Rp. 1.018.800

Sumber : Data diolah oleh penulis

Penjelasan :

1. Penjualan

Laporan penjualan bersih perhari X 6

Rp. 760.000 X 6 = Rp.4.560.000

Total penjualan selama 1 minggu adalah sebesar Rp. 456.000-,

2. Biaya Penjualan

Biaya penjualan perhari X 6

Rp. 485.300 X 6 = Rp. 2.911.800

Total biaya penjualan selama 1 minggu adalah sebesar Rp. 2.911.800-,

10

3. Pengeluaran

Biaya pengeluaran X 6

Rp. 104.900 X 6 = Rp.629.400-,

Total pengeluaran selama 1 minggu adalah sebesar Rp. 629.400-,

Hasil dari perhitungan yang penulis lakukan tentang laporan laba rugi Sipud Cake untuk penjualan perminggu diketahui bahwa laba yang diperoleh sebesar Rp. 1018.800,-.

Setelah diketahui laba per hari dan per minggu penulis mencoba menghitung laba per periode. Dimana periode yang dimaksud adalah selama bulan Agustus dengan perhitungan menurut K. Fred Skousen,akuntansi intermediate, volume komprehensif.

Tabel 3.4

LAPORAN LABA RUGI SIPUD CAKE

PER PERIODE (November)

Pendapatan dari penjualan

Penjualan (Rp. 760.000 X 26)

19.760.000

Pembelian (Rp. 485.300 X 26)

(12.617.800)

Laba Kotor

7.142.200

Biaya Usaha

Upah gaji (Rp. 15.000 X 3) X 26

1.170.000

Biaya listrik (Rp. 4.900 X 26)

127.400

Biaya Plastik (Rp. 20.000 X 26)

520.000

Biaya Transportasi (Rp. 10.000 X 26)

260.000

Biaya Penyusutan (Peralatan & kendaraan) (Rp. 10.000 X 26)

260.000

Biaya bahan bakar (Gas) (Rp. 10.000 X 26)

260.000

Biaya Retribusi (Rp. 5.000 X 26)

130.000

Total Biaya Usaha

(2.727.400)

Laba Bersih/Bulan

4.414.800

Sumber : Data diolah oleh penulis

Dari hasil perhitungan yang penulis lakukan tentang laporan laba rugi Sipud Cake untuk penjualan per hari dan per minggu dapat diketahui berapa laba yang diperoleh oleh Sipud Cake. Laba per hari sebesar Rp.169.800, laba per minggu sebesar Rp.1.018.800, laba periode bulan November adalah sebesar Rp. 4.414.800.

11

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari laporan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengenai laporan laba usaha hasil penjualan periode bulan November pada Sipud Cake untuk tahun 2009, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Sipud Cake adalah satu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang usaha perdagangan yaitu penjualan makanan berupa kue basah dan kue kering.

2. Dalam satu hari penjualan Sipud Cake membutuhkan beberapa macam jenis bahan baku dengan total biaya Rp. 485.300-,. Dan Laba usaha yang diperoleh dalam kegiatan penjualan per hari adalah sebesar Rp. 169.800, laba yang diperoleh seminggu sebesar Rp. 1.018.800, dan untuk laba periode bulan November tahun 2009 adalah sebesar Rp. 4.414.800-,.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan usaha yang bergerak dibidang perdagangan khususnya makanan memiliki prospek yang baik apabila dikelola dengan baik dan benar, seperti yang dilakukan oleh Sipud Cake.

4.2 SARAN

Berdasarkan laporan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dihasilkan, maka saran yang dapat disampaikan bahwa Sipud Cake harus lebih bisa meningkatkan serta menciptakan inovasi baru dalam setiap produknya untuk lebih meningkatkan pendapatan usaha, kemudian menerapkan system atau cara perhitungan yang baik dalam pengelolaan keuangan.

12